
Ben Anderson adalah ilmuwan terkemuka dalam studi tentang Indonesia. Karya-karyanya banyak yang menjadi karya klasik wajib dibaca oleh kaum akademisi Indonesia. Ia berkarya dan mulai menulis penelitian-penelitian tentang Indonesia sejak awal 1960. Benedict R. O’Gorman Anderson lahir di Provinsi Yunnan, Cina. Ia menjabat sebagai Profesor Aaron L. Binenkorb pada studi internasional, profesor pada bidang pemerintahan dan studi Asia serta masih menjabat sebagai direktur di Cornell Modern Indonesia Project. Ia sempat dilarang masuk ke Indonesia oleh Soeharto karena tulisanya yang disebut "Cornell Paper" soal Gerakan Partai Komunis Indonesia pada 1965. Dia baru berkunjung lagi ke Indonesia pada 1999 saat pemerintahan Soeharto jatuh.
Ben Anderson menginap di kamar 143 Hotel Royal Orchid, Kota Batu. Setelah peluncuran buku Nasionalisme dan Anarkisme di Universitas Indonesia, Ben menyempatkan diri liburan ke Jawa Timur. Sempat berkunjung ke Surabaya, Ben kemudian beristirahat di Kota Batu. Humas Polres Batu menceritakan kegiatan Ben sebelum meninggal dunia. Pada pukul 19.00 WIB, Sabtu kemarin, Ben bersama asistennya Edward dan supirnya Sugito masuk Hotel Royal Orchid. Pada pukul 20.00 WIB, Ben makan malam, lalu naik ke kamarnya untuk tidur. Setelah beberapa kali dibangunkan, Ben tidak kunjung bangun. Edward memutuskan untuk menunggu selama 10 menit. Lalu dengkuran Ben sempat berhenti dan nafasnya terputus-putus, tidak lama kemudian nafasnya berhenti.
Ben kemudian dibawa ke rumah sakit dengan ambulan. Setelah diperiksa organ vitalnya, Ben dinyatakan meninggal dunia. Anak angkat Ben Anderson, Wahyu Yudistira mengatakan, Anderson tak memiliki penyakit khusus saat meninggal. Menurut Wahyu, Anderson berada di Jawa Timur untuk berjalan-jalan, bernostalgia di tempat-tempat yang pernah dia kunjungi sebelumnya, seperti Museum Mpu Tantular di Sidoarjo atau Candi Belahan di Mojokerto. Minggu (13/12/2015) pagi, jenazah Anderson dibawa ke Surabaya dari Malang untuk disemayamkan. Dan, sesuai permintaannya, Anderson ingin jasadnya dikremasi dan abunya disebarkan di Laut Jawa.