Pemungutan suara pemilihan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menghasilkan lima nama. Lima nama yang terpilih antara lain hakim Ad hoc Tindak Pidana Korupsi Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Alexander Marwata; Staf Ahli Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Saut Situmorang; Irjen Pol. Basaria Panjaitan; mantan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) Agus Raharjo; dan Dosen Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Laode Muhammad Syarif.
Dari hasil voting, didapatkan bahwa calon Sujanarko memperoleh 3 calon, Alexander Marwata memperoleh 46 suara, Johan Budi SP 25 suara, Saut Situmorang 37 suara, Irjen Basariah Panjaitan 51 suara, Agus Rahardjo 53 suara, Laode Muhammad Syarif 37 suara, dan Busyro Muqoddas 2 suara. Ketua Komisi III DPR RI, Aziz Syamsuddin, lalu menyebutkan kelima nama capim KPK yang memperoleh suara tertinggi itu. Setelah voting tahap pertama, Komisi III DPR akan voting lagi menentukan siapa yang akan menjadi Ketua KPK RI dari kelima nama calon terpilih di atas.
Profil dan Biodata 5 Pimpinan KPK Terpilih :
1. Alexander Marwata - Hakim ad hoc Tindak Pidana Korupsi Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Alexander Marwata (46). Alexander adalah Hakim ad hoc Tipikor PN Jakpus. Ia terakhir melaporkan kekayaannya pada 30 Juni 2011. Pada saat itu jumlah kekayaannya berjumlah Rp 770 juta. Ia pernah dikritik karena berbeda pendapat (dissenting opinion) saat putusan vonis pegawai Direktorat Jenderal Pajak Dhana Widyatmika yang dinyatakan bersalah karena menggelapkan pajak. Alexander berpendapat bahwa Dhana tidak pernah menerima dan menikmati uang Rp 2 miliar seperti yang disangkakan kepadanya. Menurutnya, uang itu tidak ada hubungannya dengan tugas dan kewajiban Dhana dalam kapasitas sebagai pegawai pajak. Alexander juga pernah berbeda pendapat dalam kasus mantan Gubernur Banten Ratu Atut Choisiyah. Ia berpendapat bahwa Atut tidak terbukti bersalah. Atut sendiri divonis 4 tahun penjara.
2. Saut Situmorang - Staf ahli Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Saut Situmorang (37). Saut adalah staf ahli Kepala BIN. Ia juga mantan anak buah Menteri Politik, Hukum, dan HAM Luhut Panjaitan di Kedutaan Besar RI di Singapura. Saut terakhir melaporkan kekayaannya pada 8 Oktober 2014, saat itu ia diketahui memiliki kekayaan Rp 1,735 miliar. Namun saat seleksi wawancara, anggota pansel pernah bertanya pada Saut soal harta dan mobil Jeep Rubicon senilai lebih dari Rp 1 miliar. Belum lagi nomor polisi yang telah dimodifikasi pada mobilnya, B S4 UTS.
3. Irjen Pol. Basaria Panjaitan - Widyaiswara Madya Sespimti Polri Brigjen Polisi Basaria Panjaitan (51). Basaria Panjaitan menjadi komisioner KPK wanita pertama. Basaria merupakan satu-satunya polwan yang menjadi capim KPK. Ia mendapat dukungan penuh dari Wakil Kepala Polisi RI Komisaris Jenderal Budi Gunawan. Polwan bergelar sarjana hukum ini sekarang tengah mengajar di Sekolah Staf dan Pimpinan Polri di Lembang. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Direktur Reskrim Polda Provinsi Kepulauan Riau dan berpangkat AKBP. Basaria terakhir melaporkan harta kekayaannya pada 12 Mei 2015. Pada saat itu ia memiliki total kekayaan Rp 9,896 miliar.
4. Agus Raharjo - Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintahan Agus Rahardjo (53 suara). Agus Rahardjo terpilih sebagai Ketua KPK yang baru. Agus Rahardjo adalah mantan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Ia terakhir melaporkan harta kekayaannya ke KPK pada 27 Juli 2012. Pada saat itu total hartanya sebesar Rp 2,481 miliar.
5. Laode Muhammad Syarif - Akademisi Dosen Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Laode Muhammad Syarif (37). Laode adalah akademisi Universitas Hasanuddin, Makassar. Ia satu-satunya pimpinan terpilih yang tidak tergolong penyelenggara negara. Hingga kini, Laode belum pernah melaporkan harta kekayaannya.