Dokter Afrianda Naufan atau akrab disapa Nanda meninggal dunia saat mengikuti program internship di Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku, Selasa (15/12) malam. Dokter muda asal Kota Langsa, Aceh itu meninggal di Dobo, Kepulauan Aru, Provinsi Maluku. Daerah ini sama dengan wilayah kerja almarhum dr Dionisius Giri Samudra (dr Andra) yang meninggal pada 11 November lalu.
Nanda memang memiliki riwayat diabetes. Belum bisa dipastikan kapan Nanda dipanggil Sang Khalik. Tapi, kabar kematiannya mencuat dan ramai diperbincangkan di media sejak sore kemarin. Salah satunya lewat akun Facebook milik Erta Priadi Wirawijaya. Dia memposting kabar duka ini di status jejaringnya lengkap dengan foto sesosok pria yang terbujur di ranjang pesakitan dengan wajah terpasang oksigen. Postingan itu mengundang banyak komentar duka dan keprihatinan. Nanda meninggal dunia saat mendapat penanganan intensif di UGD RSUD dr.M. Haulussy di Kelurahan Kudamati, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon. Sebelumnya dia sempat dirawat empat hari di RSUD Cenderawasih, Dobo, Ibu Kota Kabupaten Kepulauan Aru.
Sebelum dinyatakan meninggal dunia, Nanda terlebih dahulu terserang demam dan dehidrasi hingga membuatnya koma selama beberapa kali. Kondisinya terus memburuk hingga akhirnya tidak bisa tertolong lagi. Nanda mengalami demam, dehidrasi hingga akhirnya dievakuasi ke RSUD di Ambon, dalam keadaan koma. Kementerian Kesehatan membenarkan kabar meninggalnya Nanda. Kepala Bidang Media Massa dan Opini Publik Kemenkes, Busroni mengatakan Nanda memang memiliki riwayat penyakit gula. Namun Busroni irit bicara seputar kabar duka ini. "(meninggalnya) sakit, penyakit gula," ungkap Busroni, Rabu (16/12).
Nanda diketahui sebagai putra dari dr Hj Cut Diah Adivar MM, Direktur Rumah Sakit PTP Langsa. Kasus ini memiliki kemiripan dengan kejadian menimpa dr Andra, yang meninggal akibat penanganan tak optimal di wilayah itu. Dokter internship adalah dokter yang telah diangkat sumpah, sehingga mereka bukan lagi mahasiswa. Mereka ditugaskan di daerah terpencil dengan pesangon (bantuan hidup dasar) sebesar Rp2,5 juta rupiah per bulan sebelum dipotong pajak. Di luar itu mereka harus membayar sendiri sejumlah uang untuk turut serta dalam BPJS kesehatan. Diakhir statusnya Erta menulis, "Selamat jalan dr Nanda semoga pengabdian mu pada negeri ini tak sia-sia.
Selain Dokter Nanda - Afrianda Naufan Firtsty, dr Stefanus Taofik - Dokter Spesialis Anastesi, Dionisius Giri Samudra alias Andra (24), ada juga dokter muda yang meninggal saat bertugas di daerah pelosok. Dia adalah dokter Dhanny Elya Tangke (27). Dhanny merupakan seorang dokter muda lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin tahun 2012. Dia meninggal dunia pada 13 Mei 2015 di RSUD Abeparu Jayapura karena diserang malaria. Dhanny bertugas sebagai dokter PTT di Kabupaten Pegunungan Bintang, Propinsi Papua, sejak 2013.