Tokoh Pencetus Hari Perempuan Internasional

Biografi Profil Biodata Para Tokoh Hari Perempuan Internasional - International Women's DayInternational Women's Day atau Hari Perempuan Internasional dirayakan pada tanggal 8 Maret setiap tahun. Ini adalah sebuah hari besar yang dirayakan di seluruh dunia untuk memperingati keberhasilan kaum perempuan di bidang ekonomi, politik dan sosial. Di antara peristiwa-peristiwa historis yang terkait lainnya, perayaan ini memperingati kebakaran Pabrik Triangle Shirtwaist di New York pada 1911 yang mengakibatkan 140 orang perempuan kehilangan nyawanya.

Hari Perempuan Internasional (International Women's Day) lahir dalam pergolakan sosial yang besar dan karena itu mewarisi suatu tradisi protes dan aktivisme politik. Bertahun-tahun sebelum tahun 1910, pada pergantian menuju abad 20, kaum perempuan di negara-negara yang tengah mengalami industrialisasi, mulai memasuki kerja upahan. Pekerjaan mereka dipisahkan menurut jenis dan umumnya kaum perempuan ditempatkan di industri tekstil, manufaktur, dan layanan-layanan domestik dimana kondisi-kondisinya sangat parah dan menyengsarakan.

Saat itu adalah masa dimana Serikat-Serikat Buruh tengah mengalami perkembangan dan di sisi lain sengketa-sengketa industrial mulai meletus, termasuk sengketa yang muncul di antara pekerja perempuan yang tidak bergabung dalam serikat. Eropa saat itu tengah berada dalam kemungkinan terseret ke dalam api revolusi. Banyak perubahan dalam kehidupan perempuan mendorong munculnya perlawanan terhadap batasan-batasan politik di sekitar mereka. Di seluruh penjuru Eropa, Inggris, Amerika, dan kurang lebih juga di Australia, kaum perempuan dari seluruh lapisan sosial berjuang dan berkampanye untuk menuntut hak pilih dalam pemilihan umum.

Biografi Profil Biodata Para Tokoh Hari Perempuan Internasional - International Women's DayBeberapa sosialis memandang bahwa tuntutan terhadap hak pilih terhadap perempuan kurang begitu penting dalam gerakan kelas pekerja, sementara beberapa sosialis lainnya seperti Clara Zetkin dari Jerman dan Alexandra Kollontai, berhasil memperjuangkannya untuk diterima sebagai bagian penting dan tak terpisahkan dari program sosialis. Sementara kaum sosialis lain menyatakan bahwa lebih penting untuk menghapus kepemilikan pribadi terlebih dahulu daripada berkampanye menuntut hak pilih yang mana kalau hal itu berhasil seperti di Inggris akan berakibat hak pilih juga untuk kaum perempuan dari kalangan berpunya.

Clara Zetkin dengan nama gadis Eissner (lahir 5 Juli 1857 – meninggal 20 Juni 1933 pada umur 75 tahun) adalah seorang politisi sosialis yang berpengaruh dan pejuang untuk hak-hak perempuan. Sampai dengan tahun 1917 aktif di Partai Sosial Demokrat Jerman kemudian ia bergabung dengan Partai Demokrat Sosial Independen dari Jerman (USPD)berideologi sangat kiri merupakan anggota faksi Liga Spartakus yang kemudian menjadi Partai Komunis Jerman (KPD), yang ia iwakili dalam Reichstag selama Republik Weimar dari tahun 1920 sampai dengan tahun 1933.

Alexandra Mikhailovna Kollontai adalah seorang Rusia komunis revolusioner, pertama sebagai anggota dari Menshevik , kemudian dari 1914 pada sebagai Bolshevik . Pada tahun 1923, Kollontai diangkat Soviet Duta Besar Norwegia, salah satu wanita pertama yang menduduki posisi tersebut ( Diana Abgar adalah awal). Alexandra Kollontai meninggal di Moskow pada tanggal 9 Maret 1952, kurang dari sebulan lagi dari hari ulang tahunnya ke-80.

Biografi Profil Biodata Para Tokoh Hari Perempuan Internasional - International Women's DayKebangkitan radikalisme di tahun 1960-an dan pertumbuhan gerakan feminis di tahun 1970-an memacu minat baru dalam kehidupan dan tulisan-tulisan Alexandra Kollontai di Inggris dan Amerika. Serentetan buku dan pamflet yang kemudian diterbitkan oleh dan tentang Kollontai, termasuk full-length biografi oleh sejarawan Cathy Porter [27] dan Barbara Evans Clements.

Gagasan tentang perayaan ini pertama kali dikemukakan pada saat memasuki abad ke-20 di tengah-tengah gelombang industrialisasi dan ekspansi ekonomi yang menyebabkan timbulnya protes-protes mengenai kondisi kerja. Kaum perempuan dari pabrik pakaian dan tekstil mengadakan protes pada 8 Maret 1857 di New York City. Para buruh garmen memprotes apa yang mereka rasakan sebagai kondisi kerja yang sangat buruk dan tingkat gaji yang rendah. Para pengunjuk rasa diserang dan dibubarkan oleh polisi.

Kaum perempuan ini membentuk serikat buruh mereka pada bulan yang sama dua tahun kemudian. Di Barat, Hari Perempuan Internasional dirayakan pada tahun sekitar tahun 1910-an dan 1920-an, tetapi kemudian menghilang. Perayaan ini dihidupkan kembali dengan bangkitnya feminisme pada tahun 1960-an. Pada tahun 1975, PBB mulai mensponsori Hari Perempuan Internasional.