Ipda Perida Panjaitan menjadi perhatian menyusul insiden siswi SMA mengaku anak jenderal dan membentaknya di Jalan Sudirman, Medan, Rabu kemarin. Saat kejadian, dia terlihat tenang dan tidak emosi menghadapi aksi arogan itu. "Kenapa bisa tenang? Saya kan pakai seragam. Itu yang saya sadari. Terus kalau saya emosi, anak SMA itu emosi, berarti saya sama dengan anak SMA," kata Perida, Kamis (7/4).
Jebolan Akpol 2013, ini mengaku saat kejadian dia berusaha bertindak layaknya seorang ibu yang mengarahkan anaknya agar tidak ikut konvoi. "Sudah itu saja, kembalikan ke rumah. Cuma dari anaknya, kita senyum saja. Kita laksanakan tugas. Akhirnya dia pecah dari konvoi kan dan kembali ke rumah," jelas Perida yang menjabat Panit Patwal Sarlantas Polresta Medan.
Seperti diberitakan, seorang siswi yang belakangan diketahui bernama Sonya bertindak arogan setelah mobil Honda Brio yang mereka tumpangi dihentikan ketika konvoi di Jalan Sudirman, Medan, Rabu (6/4) sore. Siswi yang baru melakukan aksi corat-coret setelah UN itu disetop karena membuka pintu bagasi belakang.
Selain protes, siswi itu mengancam perwira Polantas dan menyatakan dirinya anak dari Arman Depari. "Oke Bu ya, aku nggak main-main ya Bu. Kutandai Ibu ya. Aku anak Arman Depari," ucapnya. Peristiwa ini pun menjadi pemberitaan dan ramai dibicarakan di media sosial. Apalagi, Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Irjen Arman Depari membantah siswi itu anaknya.
Ipda Perida tidak gentar meski Sonya mengaku anak jenderal dan sempat dimaki-maki siswi sekolah yang mengaku anak dari Deputi Pemberantasan Narkoba Badan Narkotika Nasional (BNN), Inspektur Jenderal Arman Depari ini mengaku sama sekali tidak takut dengan SED. "Kami itu awalnya mau melakukan penertiban saja. Apalagi mereka ini kebanyakan siswa sekolah," ungkap Perida, Kamis (7/4/2016) siang.
Ia mengatakan, ketika menghentikan mobil Honda Brio yang ditumpangi SED saat konvoi aksi coret-coret baju kemarin, ia sempat meminta surat-surat kendaraan para siswi sekolah tersebut. Setelah dicek, kata Perida, ternyata surat-suratnya lengkap. "Karena surat-suratnya lengkap, ya saya minta mereka pulang ke rumah. Jadi bukan dilepas. Kita hanya ingin bersikap persuasif saja," kata Perida.
Ia mengatakan, meskipun SED sempat mengaku sebagai anak jenderal bintang dua, Perida mengaku sama sekali tidak takut. Karena, kata Perida, ia tengah menjalankan tugas sesuai amanah undang-undang. "Hal-hal seperti itu sudah biasa terjadi saat saya menjalankan tugas. Jadi enggak ada masalah," ungkapnya. Terkait kasus ini, sambung Perida, ia pun telah dipanggil atasannya untuk datang ke Polresta Medan. Rencananya, kata Perida, ia akan memberikan keterangan lengkap terkait insiden, Rabu (6/4/2016) kemarin.