Mulanya dari Rezky mengikuti pengkaderan Tim Bantuan Medis 110 FK-UMI. Dari laporan keluarga di Mapolda Sulsel, Selasa (7/6/2016). Diketahui Rezky Evienia Syamsul (22), berangkat menuju TKP, di pegunungan Tombolo, Kecamatan Malino, Kabupaten Gowa, Jumat (3/6/2016) sekira pukul 20.00 wita. Dengan agenda mengikuti pengkaderan Study Club (SC), Tim Bantuan Medis (TBM) 110, Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia (UMI). Sabtu 4 Juni, pihak keluarga telah menerima kabar, jika Rezky dilarikan ke RS Faisal. Karena belum sadarkan diri, korban lalu dirujuk ke RSUD Wahidin Sudirohusodo. Dalam laporan dipihak kepolisian, pihak keluarga menduga, kematian Rezky dikarenakan tindakan penganiayaan. Pasalnya ditemukan luka pada tubuh korban. Lengan kanan dan kiri ditemukan luka lebam. Tak hanya itu, kepala Rezky juga mengalami luka memar. Rezky meninggal dunia dengan sejumlah luka di tubuhnya dan Jenazah Rezky tak pernah divisum.
Beredar percakapan Grup Line senior Rezky - Keluarga korban langsung memeriksa seluruh percakapan di telepon genggam Rezky. Alhasil, ditemukan sejumlah grup yang sedang membahas Rezky. Diperparah lagi dengan salah seorang senior yang melarang kepada seluruh orang yang tergabung di grup tersebut untuk berbicara soal kronologis kejadian yang menyebabkan Rezky meninggal dunia. Direktur Kriminal Umum Polda Sulsel, Kombes Pol Erwin Jatma mengatakan, saat ini pihaknya telah mengamankan barang bukti berupa percakapan pantia TBM 110 FK UMI, melalui jejaring pesan instan, LINE. Jenazah almarhumah Rezky Evienia Syamsul (22) Mahasiswi Kedokteran Universitas Muslim Indonesia (UMI) angkatan 2014 dimakamkan di kampung halamannya, Mamuju, Sulawesi Barat. Jenazah korban dibawa ke Mamuju, Selasa (7/6/2016). Ratusan rekan kuliah dan pejabat kampus UMI termasuk Dekan FK UMI Prof Syarifiddin Wahid turut serta mengantar Rezky ke kampung halamannya.