Joseph Isaac Schooling (lahir 16 Juni 1995) adalah perenang asal Singapura yang memecahkan rekor nasional. Dia juga mengikuti Sea games 2011. Perenang muda Singapura, Joseph Schooling (21 tahun), mencetak sejarah dalam final 100m gaya kupu-kupu di ajang Olimpiade Rio, pada Sabtu, 13 Agustus. Schooling bukan hanya mempersembahkan medali emas pertama bagi Singapura, tetapi juga mengalahkan idolanya, Michael Phelps, atlet renang asal Amerika Serikat.
Pada 2008, Phelps sedang menghadiri kamp pelatihan AS sebelum Olimpiade Beijing saat ia berpose untuk foto dengan Schooling. Ketika Phelps memecahkan berbagai rekor dunia di Olimpiade Beijing 2008, Schooling pun mengubah cita-citanya untuk menjadi juara Olimpiade juga, sama seperti Phelps. Tapi, ia sadar. Untuk menjadi seorang juara Olimpiade, ia harus pindah dari Singapura. Apa saja fakta tentang pemuda yang mencetak sejarah kemenangan bagi Negeri Singa ini? Berikut 5 hal tentang Joseph Schooling yang perlu kamu ketahui:
Saat mengetahui keinginan anaknya untuk menjadi juara Olimpiade, orangtua Schooling pun mendukungnya dengan menghubungi Sergio Lopez, atlet yang memenangkan medali perunggu untuk Spanyol di Olimpiade Seoul pada 1988. Schooling akhirnya pindah ke Florida, AS, untuk menjalani serangkaian latihan di Sekolah Bolles. Lopez fokus pada teknik berenang yang memungkinkan tubuh Schooling membentuk ototnya secara alami.
Schooling meraih 2 medali emas di ajang ASEAN Games yang diselenggarakan di Palembang, Indonesia, pada 2011, dan memenuhi syarat untuk mengikuti Olimpiade London 2012 pada gaya kupu-kupu 200m. Namun pada saat itu ia tidak berhasil melewati babak penyisihan. Ketika lulus SMA pada 2013, ia harus menghadapi dilema besar. Schooling ditawarkan beasiswa oleh Universitas Texas untuk dilatih oleh Eddie Reese, tetapi juga ia harus mengikuti Layanan Nasional Bela Negara selama dua tahun, persyaratan hukum untuk semua pria Singapura.
The Singapore Sports Institute bernegosiasi dengan Menteri Olahraga Singapura agar Schooling tidak mengikuti Layanan Bela Negara selama tiga tahun untuk berlatih demi Olimpiade Rio. “Mereka mendengarkan apa yang kami katakan, karena Schooling adalah talenta spesial. Ia hanya ada sekali seumur hidup terlebih di negara sekecil ini,” kata Richard Gordon, Kepala Singapore Sports Institute. “Salah satu keunikan yang ada di Singapura adalah Layanan Bela Negara, tapi kami lebih bangga jika kami memberikannya kesempatan untuk terus berenang.” Belum pernah ada warga Singapura yang meraih medali di cabang renang Olimpiade. Kemenangan Schooling ini membuat rakyat Negeri Singa itu bersorak gembira.
Schooling memenangkan medali perak di 100m gaya kupu-kupu pada Commonwealth Games 2014. Selain itu, ia juga menjadi pria pertama berkebangsaan Singapura dalam kurun waktu 32 tahun yang memenangkan medali emas dalam Asian Games di Korea Selatan. Pada 2015, ia menunjukkan bahwa ia mampu untuk mengikuti ajang Olimpiade Rio ketika ia mencapai garis akhir pada urutan ketiga di Kejuaraan Dunia, Rusia. Schooling bukan hanya menghentak semua orang di dunia karena prestasinya, tetapi juga ia udah mengalahkan idolanya, Michael Phelps, dengan catatan waktu 50.39 detik dan diikuti Phelps dengan 51.14 detik. “Lingkungan juga mempunyai peran yang penting karena tidak ada atlet yang berhasil tanpanya. Tetapi, di poin ini kerja secara cerdas juga diperlukan bukan hanya kerja keras saja,” kata Tan Chuan-Jin, Ketua Komite Olimpiade Nasional Singapura.