Pandu Wijaya - Karyawan Kontrak di PT Adhi Karya

Biografi Profil Biodata Pandu Wijaya - Karyawan Kontrak di PT Adhi KaryaPandu Wijaya adalah pekerja kontrak PT Adhi Karya (Persero) Tbk yang dipekerjakan dalam proyek renovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno. Pandu Wijaya adalah pekerja kontrak ADHI yang telah berkomentar nyinyir pada akun Twitter pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuth Thalibin Rembang, Mustofa Bisri atau Gus Mus. Komisaris Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) Fadjroel Rachman meminta Pandu Wijaya untuk segera menemui Gus Mus. Hal itu dilakukan sebagai bentuk permohonan maaf atas kata-kata yang tidak pantas yang ditujukan kepada Gus Mus oleh Pandu Wijaya melalui akun Twitter-nya.

Sebelumnya, Melalui akun Twitternya Pandu Wijaya yang telah menghina KH Mustofa Bisri atau Gus Mus dan langsung mendapat kecaman dari banyak orang, khususnya warga NU (Nahdlatul Ulama). Mereka menganggap, cuitan Pandu Wijaya tersebut sangat tidak sopan dan jauh dari adab mengingat bahwa Gus Mus yang merupakan sosok pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin, Rembang tersebut adalah sosok yang sangat dihormati banyak orang karena ilmu dan kharismanya. Penghinaan terhadap Gus Mus tersebut bermula ketika Gus Mus melalui akun Twitter berkomentar soal sholat Jumat di ibukota yang rencananya akan digelar di jalan raya. Dalam cuitannya itu yang dibuat Rabu (23/11/2016) tersebut, Gus Mus melalui akun @gusmusgusmu mengatakan demikian:

1. Aku dengar kabar di ibu kota akan ada Jum'atan di jalan raya. Mudah2an tidak benar.
2. Kalau benar, wah dalam sejarah Islam sejak zaman Rasulullah SAW baru kali ini ada BID'AH sedemikian besar. Dunia Islam pasti heran.

Saat Gus Mus menyampaikan cuitan kedua tersebut, akun @panduwijaya_ menimpali demikian : @gusmusgusmu Dulu gk ada aspal gus di padang pasir, wahyu pertama tentang shalat jumat jga saat Rasulullah hijarh ke madinah. Bid'ah Ndasmu!

Sontak kata-kata kasar tersebut langsung mendapat respon banyak pengguna Twitter lainnya. Mereka mengecam keras karena di dalamnya terdapat kata-kata kasar: Bid'ah Ndasmu! Sejak mendapat kecaman yang sangat luas, cuitan @panduwijaya_ tersebut langsung dihapus. Namun penghapusan itu tidak berpengaruh apa-apa karena respon keras dari netizen sudah menjalar ke mana-mana. Sosoknya tetap dicari, terutama di dunia maya. Pencarian tidak hanya berlangsung di dunia maya. Anggota Banser DKI Jakarta juga mendatangi PT Adi Karya untuk mengklarifikasi pernyataan tersebut. PT Adi Karya sendiri diketahui adalah tempat Pandu Wijaya bekerja.

Komisaris Utama PT Adhi Karya Fadjroel Rahman menyampaikan permohonan maaf kepada Gus Mus juga disampaikan untuk Ketua Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Coumas atau Gus Yaqut, dan kepada warga nahdliyin. Perusahaan pelat merah jasa konstruksi perseroan itu pun lantas melayangkan surat tertulis berupa SP 3 bagi karyawan yang bersangkutan karena telah dinilai merugikan nama baik perusahaan serta merupakan wewenang direksi dan bersifat pembinaan. Namun Tokoh Nahdlatul Ulama, Ahmad Mustofa Bisri atau akrab disapa Gus Mus, meminta perusahaan untuk tidak memecat Pandu Wijaya karena Gus Mus telah membuka pintu maaf untuk Pandu Wijaya meski telah dihina melalui situs jejaring sosial Twitter.

Sementara itu Pandu Wijaya ditemani ibunya datang menemui langsung KH Mustofa Bisri atau Gus Mus. Dia meminta maaf karena telah menghina tokoh Nahdlatul Ulama (NU) itu. Komisaris Utama PT Adhi Karya Fadjroel Rachman menyampaikan hal itu lewat akun Twitter-nya @fadjroeL dan mengucap syukur Gus Mus bersedia menemui Pandu. Akun Twitter GP Ansor Kraksaan @ansorkraksaanpc mengunggah foto pertemuan itu. Pandu nampak duduk lesehan mengenakan kemeja warna putih dan peci hitam. Di samping kiri dan kanannya duduk ibunya dan saudaranya. Gus Mus yang mengenakan pakaian serba putih dan kopiah berwarna senada duduk bersila di hadapan Pandu dan ibunya. Di foto itu dia nampak tersenyum meski di depannya duduk seorang pemuda yang telah menghinanya.

Suasana pertemuan tersebut nampak hangat. Pandu dan keluarganya disuguhi makanan dan minuman oleh Gus Mus. Akun GP Ansor Kraksaan menyebut Pandu telah meminta maaf kepada pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin, Rembang, Jawa Tengah, itu. Foto postingan Ach Khumaedi Mbfi yang diunggah Fadjroel menyebut, Pandu meminta maaf dan sadar telah bersalah menghina Gus Mus. Gus Mus sebelumnya sudah angkat bicara soal penghinaan yang dilakukan Pandu terhadapnya. Menurutnya, tidak ada yang perlu dimaafkan atas perlakuan tidak pantas yang diterimanya dari anak muda kelahiran 1991 itu. Dia mengucapkan itu lewat akun Twitter-nya @gusmusgusmu menjawab permohonan maaf yang disampaikan Fadjroel sebagai Komisaris Utama PT Adhi Karya.