Habib Aboe Bakar Al-Habsyi lahir di Jakarta pada tanggal 15 Oktober 1964 dengan nama Aboe Bakar merupakan keturunan Betawi-Arab. Aboe Bakar pernah menjabat sebagai Direktur Yayasan Haji Ummul Quro. Beliau saat ini tercatat tinggal di Depok dan memiliki seorang istri bernama Fitrita dan telah dikaruniai 4 orang anak. Aboe Bakar pernah mendapatkan tanda penghargaan sebagai warga kehormatan Korlantas.
Pada periode 2014-2019 Aboe Bakar bertugas di Komisi III yang membidangi hukum, HAM dan keamanan. Beliau pernah mengenyam pendidikan SLTA di SMA Negeri 7, Jakarta dan lulusan S1, Ekonomi, STIE Bisnis Indonesia, Jakarta. Dalam Perjalanan Politiknya, Aboe Bakar Alhabsyi pernah menjadi bagian Dewan Pembina Paham Indonesia tahun 2011 serta Wakil Sekjen Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) periode 1999 – 2004.
Pada tahun 2009-2014 Aboe Bakar menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dari fraksi PKS. Saat pemilihan legislatif tahun 2009 beliau kembali maju sebagai calon legislatif (Caleg) daerah pemilihan (Dapil) Kalimantan Selatan 1. Beliau memperoleh 66864 suara sehingga mengantarkan beliau kembali menjadi anggota DPR RI periode tahun 2014-2019. Beliau kini bertugas di komisi 3 yang membidangi urusan hukum, ham dan keamanan.
Dalam rapat dengar pendapat antara Komisi III DPR dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Habib Aboe Bakar Al-Habsyi sempat mempertanyakan perbedaan perlakuan polisi saat menangani aksi Bela Islam dan aksi solidaritas atas Ahok di rutan Cipinang dan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta. Perlakuan yang berbeda juga disoroti Habib karena Polri menangkap Sekjen Forum Umat Islam (FUI) Muhammad Al Khaththath. Namun, ia sempat memuji polisi karena berani bersikap tegas. Kapolri Tito Karnavian membantah bahwa hukum tidak berpihak kepada umat Islam.