Egianus Kogoya adalah Panglima Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) yang mengaku bertanggung jawab atas penyerangan terhadap pekerja PT Istaka Karya yang sedang merampungkan pembangunan Jembatan Kalik Aorak dan Jembatan Kali Yigi. Pernyataan tersebut diunggah melalui akun Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB). Kelompok Egianus Kogoya merupakan sempalan dari Kelly Kwalik, komandan dari sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang tewas dalam penyergapan polisi pada 2009.
Egianus dan anak buahnya, dikenal lebih militan dan mayoritas berusia muda. Egianus pernah berbuat onar saat Pilkada serentak Juli lalu. Dimana mereka berupa mencegah pelaksanaan pemilu. Jumlah anggota kelompok Egianus berjumlah 50 orang dan klaimnya memiliki senjata lengkap berstandar militer. Keberadaan kelompok OPM di Kabupaten Nduga mulai terdesak ketika pemerintah membangun jalan Trans Papua. Sebab selama ini Pegunungan Tengah dikenal sebagai markas OPM.
Sembilan belas orang menjadi korban penembakan oleh kelompok bersenjata di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. Aparat menuding Kelompok Kriminal Bersenjata pimpinan Egianus Kogoya, sebagai otak di balik insiden tersebut. Lewat akun halaman TPNPB, Panglima Daerah TPNPB Makodap III Ndugama Egianus Kogeya (Kogoya) menyatakan bertanggung jawab terhadap penyerangan pekerja Jembatan Kali Aworak, Kali Yigi dan Pos TNI Distrik Mbua melalui komandan operasinya. Sejak 2 Desember 2018 dibawah pimpian komandan operasi ODAP III Ndugama, Pemne Kogeya telah melakukan oprasi di Kali Aworak, Kali Yigi dengan sasaran operasi pekerja pembangun jembatan Kali Aworak, Kali Yigi Pos TNI Distrik Mbua. Bahkan TPNPB menantang TNI Polri untuk berperang secara terbuka dengan pihaknya.
Sejumlah kasus yang didalangi Egianus Kogoya di antaranya :
1. Penembakan di Bandara Kenyam - Pada 25 Juni 2018, kelompok Egianus Kogoya menembaki pesawat Twin Otter Trigana Air yang saat itu disewa Brimob Polri. Pasukan Brimob ini sedang bertugas untuk mengamankan pilkada. Dua orang juga terluka akibat insiden tersebut.
2. Penyekapan guru dan tenaga medis - Pada Oktober 2018, kelompok Egianus Kogoya pernah menyekap belasan guru yang sedang bekerja di SD YPGRI 1, SMPN 1 dan tenaga medis yang bertugas di Puskesmas Mapenduma, Nduga.
3. Penembakan di jalan Trans Papua - Pada Desember 2017, pekerja Trans Papua di Kecamatan Mugi diserang kelompok Egianus Kogoya. Pekerja proyek bernama Yovicko Sondakh meninggal dan seorang aparat luka berat.
4. Penyerangan terhadap pekerja PT Istaka Karya - Pada 1-2 Desember 2018, sebanyak 25 pekerja PT Istaka Karya, kontraktor jalan Trans Papua, dibawa ke Bukit Puncak Kabo. Dengan tangan terikat, mereka ditembak. Sembilan belas orang disebut tewas.
Aparat akan menangkap hidup atau mati kelompok tersebut. Namun jika mereka bersedia menyerahkan diri beserta senjatanya, TNI bakal menjamin keamanan mereka dan diampuni dari proses hukum. Dalam operasi penangkapan yang dilakukan pasukan gabungan Polri-TNI ini, klaim Aidi, pihaknya akan mematuhi hukum dan akan memperhatikan pinsip hak asasi manusia. Para anggotanya sudah diperintahkan untuk menyasar orang-orang yang membawa senjata. Kini jumlah karyawan PT Istaka Karya yang berhasil ditemukan selamat dari aksi pembunuhan yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, berjumlah 7 orang. Sedangkan korban meninggal dunia, yang ditemukan di Puncak Kabo, tak jauh dari lokasi pembangunan jembatan Jalan Trans Papua, tempat para karyawan PT Istaka Karya, kini menjadi 16 orang. Dax menjelaskan 3 orang yang terakhir kali ditemukan selamat yakni Johny Arung, Tarki dan Mateus. Kini semua korban selamat masih berada di Distrik Mbua.
Dax menambahkan kini terdapat 15 orang masyarakat sipil yang telah di dievakuasi dari Mbua. Dimana perinciannya sebanyak 7 orang karyawan Istaka Karya, 6 pekerja pembangunan Puskesmas Mbua dan 2 orang guru SMP Mbua. Kepolisian RI menyebutkan, lokasi penembakan pekerja PT Istaka Karya, di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua awalnya merupakan daerah yang aman. Namun, situasi berubah setelah kelompok separatis Egianus Kogoya bersama pengikutnya menghuni distrik tersebut. Kepala Divisi Humas Polri Brigjen (Pol.) Mohammad Iqbal mengatakan, kelompok separatis Egianus Kogoya bersama pengikutnya pindah ke Distrik Yigi karena terdesak kejaran TNI-Polri dari Distrik Kenyam, Nduga. Sejak itu, Distrik Yigi masuk dalam kategori zona merah dari sisi keamanan.
Sebanyak 16 jenazah pegawai PT Istaka Karya yang ditemukan di Puncak Kabo, Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, dievakuasi ke Timika, Kabupaten Mimika,Kamis (6/12/2018). Proses evakuasi yang berlangsung di Puncak Kabo, lokasi eksekusi para karyawan pembangunan jembatan Jalan Trans Papua, tempat para karyawan PT Istaka Karya, ke Distrik Mbua, lokasi pendaratan helikopter, mendapat penghadangan dari kelompok pemberontak. Danrem 172/PWY Kolonel Inf Jonatan Binsar P Sianipar menjelaskan, saat ini proses evakuasi jenazah dari Puncak Kabo, tergolong sulit. Sebab, anggota yang membawa jenazah mendapat hadangan dari kelompok separatis. Sebanyak 4 unit helikopter telah disiapkan untuk melakukan evakuasi bagi para korban yang selamat dan yang meninggal dunia. Wakapendam XVII/Cendrawasih, Dax Sianturi menjelaskan, sebanyak 16 jenazah ditemukan tim evakuasi di Puncak Kabo. Dax menjelaskan, 3 orang yang terakhir kali ditemukan selamat, yakni Johny Arung, Tarki dan Mateus. Kini semua korban selamat masih berada di Distrik Mbua.