Solihin Gautama Purwanegara atau Mang Ihin (lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, 21 Juli 1926; umur 92 tahun) adalah Gubernur Jawa Barat periode 1970 sampai 1975. Ia memiliki perhatian yang besar untuk mengatasi rawan pangan di wilayah Indramayu, dengan cara memasyarakatkan padi gogo rancah. Upayanya memperlihatkan hasil sehingga terus dikembangkan. Lahir dalam keluarga bangsawan, dikenal sebagai tokoh yang merakyat. Karier militernya dimulai ketika pecah revolusi, sebagai komandan TKR Bogor, kemudian bergabung ke Kodam Siliwangi.
Solihin hendak sowan ke Ali Sadikin di Jakarta. Sebagai Gubernur Jawa Barat yang baru, Mang Ihin merasa perlu berkonsultasi dengan Bang Ali, sapaan Ali, tentang bagaimana membangun wilayah. Saat Mang Ihin menjadi Gubernur Jawa Barat pada 1970, Bang Ali sudah empat periode memimpin Jakarta. Prestasi-prestasi Bang Ali membangun Jakarta itulah yang membuat Mang Ihin merasa perlu berkonsultasi dengan gubernur ibu kota negara itu. Nah, pada saat berbincang-bincang itu Mang Ihin merasa dilecehkan. Dalam 'Cendramata 80 Tahun Solihin GP' diceritakan, Mang Ihin tersinggung karena Bang Ali ingin 'mengambil' wilayah perbatasan yang menurutnya tidak bisa diurus oleh Jawa Barat.
"Jawa Barat tidak bisa melakukan pembangunan, sedangkan saya didesak oleh masyarakat agar memperluas daerah perbatasan antara DKI Jakarta dan Jawa Barat. Untuk itu, agar diikhlaskan saja saya membangun daerah perbatasan itu. Apalagi kan kita sama-sama dilahirkan di Jawa Barat," kata Bang Ali sambil menunjuk peta Kabupaten Bekasi, Tangerang dan sebagian wilayah Kabupaten Bogor. "Wah ini kurang ajar banget," kata Mang Ihin dalam hati. Meski merasa dilecehkan oleh Bang Ali, Mang Ihin tetap tersenyum. Alih-alih naik pitam, dia justru menyindir balik Bang Ali kenapa dia tidak sekalian saja menyatukan Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat. "Kalau Bang Ali ahli strategi yang ulung dan hebat, jadikan saja Jawa Barat dan DKI Jakarta satu provinsi," sindir Mang Ihin kepada Bang Ali. Tidak jelas, bagaimana selanjutnya kisah saling sindir itu. Namun, yang jelas perbincangan itu membawa kebaikan bagi dua provinsi. Baik Mang Ihin, maupun Bang Ali kemudian saling berlomba-lomba untuk membangun wilayahnya.
Saat itulah, terjadi istilahnya 'perang daerah' atau 'perang wilayah' di perbatasan Jawa Barat dan DKI Jakarta. Setelah itu, wilayah Jawa Barat tak kalah maju. Industri semen Kaisar dan Tiga Roda dibangun di Bekasi. Kemudian pabrik tekstil di Tangerang. Menyadari cuaca Puncak yang sejuk, Mang Ihin juga membangun tempat rekreasi Taman Safari. Setelah berhasil membangun wilayah perbatasan, Mang Ihin pun mengajak Bang Ali ke Puncak. Dia memperlihatkan bagaimana arus lalu lintas dari Jakarta ke Jawa Barat juga tidak kalah dari arah sebaliknya. Artinya, tiap provinsi sudah punya magnet masing-masing sebagai hasil dari pembangunan. Sungguh persaingan yang positif bagi kemajuan rakyat.