Tjio Wie Tay atau kemudian lebih dikenal dengan Masagung merupakan pendiri dari Toko Gunung Agung. (lahir di Batavia, 8 September 1927 – meninggal di Jakarta, 24 September 1990 pada umur 63 tahun) merupakan anak keempat dari lima bersaudara pasangan Tjio Koan An dan Tjoa Poppi Nio. Ayahnya seorang ahli listrik tamatan Belanda, sedangkan kakeknya seorang pedagang ternama di kawasan Pasar Baru, Bogor. Pada 13 Mei 1951, Wie Tay menikahi Hian Nio. Setelah menikah, Wie Tay berpikir untuk mengembangkan usaha menjadi besar. Dia mengusulkan kepada kedua rekannya untuk menambah modal. Namun Lie Tay San keberatan, dia memutuskan mundur dan tetap dengan toko bukunya di lapangan Kramat Bunder (kini Toko Buku Kramat Bundar).
Sementara Tjio Wie Tay bersama The Kie Hoat membangun toko sendiri di Jln Kwitang No 13, sekarang menjadi Gedung Idayu dan Toko Walisongo. Saat itu, Kwitang masih sepi. Jangankan kios buku, toko lainnya pun belum ada. Baru ketika Wie Tay membuka toko di sana, keramaian mulai tercipta. Sejumlah gerobak buku mulai kelihatan. Sejak saat itu Kwitang menjadi ramai. Cukup lama Tjio Wie Tay mencari nama untuk toko barunya. Kemudian baru muncul ide untuk menerjemahkan namanya sendiri ke dalam bahasa Indonesia. Tjio Wie Tay dalam bahasa Indonesia berarti Gunung Besar atau Gunung Gede tetapi Wie Tay mengubahnya menjadi Gunung Agung. Menurut saya, yg benar gunung agung dari nama tay san.
Ketua Bidang Penggalangan DPN PKPI Ketut Masagung meninggal dunia karena penyakit jantung. Almarhum adalah ketua bidang penggalangan Dewan Pimpinan Nasional PKP Indonesia. Putra Haji Masagung sang pendiri Toko Buku Gunung Agung, itu meninggal di RS VU MC Amsterdam, Belanda, pada Sabtu (4/1). Ketut tutup usia pada pukul 05.35 waktu setempat di usia 50 tahun. Menurut rencana, jenazah akan dibawa ke Jakarta. Saat ini pihak keluarga tengah mengurus kepulangan jenazah Ketut ke Tanah Air. PKPI pun berduka atas meninggalnya Ketut. Ketut merupakan kader PKPI yang terbaik dan patut menjadi teladan. Sebagai Ketua Bidang Penggalangan, almarhum senantiasa bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Beliau bahkan mengumpulkan seluruh Kader PKPI di ultah beliau, 26 November 2019, lalu di Hotel Pullman, sebagai salah satu bentuk upaya untuk terus memperkuat kekeluargaan. Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT dan diampuni segala dosanya.