Merlyn dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa (DHC) dari Northern California Global University Amerika sebagai aktivis sosial HIV/AIDS. Ia pernah menjadi Ketua Ikatan Waria Malang untuk periode 2006-2011 dan menjadi kandidat Saparinah Sadli Award 2012.
Perjalanan Merlyn dalam mengukir prestasi ternyata tidak mulus. Dia juga pernah mengalami kegagalan. Dia didiskualifikasi saat mengikuti ajang Miss International Queen yang digelar di Thailand. Lima jam sebelum final panitia mendiskualifikasi Merlyn sebagai kontestan karena talent show yg dia lakukan.
Pers di Thailand sendiri heran kenapa dia didiskualifikasi dengan alasan tersebut karena bagi mereka sendiri itu tidak masuk akal. Tapi intinya dia tetap berbesar hati karena menjadi pemenang juga bukan tujuan utama setelah tahu bahwa penilaian bukan berdasar 3B.
Dia lebih berbangga ketika memenangkan Putri Waria Indonesia karena memang dinilai oleh 10 Juri yang kompeten dan dengan seleksi yang ketat dengan ukuran 3B. Tapi waria berprestasi versi harian New York Times itu bersyukur pernah mendapatkan pengalaman bisa berkumpul dengan teman teman yang baik dan cantik dari 30 negara dan beberapa dari mereka sampai hari ini masih berkomunikasi.
Selain aktif pada isu HAM dan gender, tiga besar Anugerah Saparinah Sadli 2012 ini juga menulis buku. Sudah dua buku yg beredar di masyarakat. Buku pertama tahun 2005 sebuah memoar dan buku kedua tahun 2006 kumpulan cerpen. Sebagai penulis dia juga menyelenggarakan bedah buku di beberapa kota. Dari brainstorming dengan pembaca dia mendapatkan banyak inspirasi untuk menulis buku lagi.