Zaenal Muqorobin alias Robin alias Babon (21), warga Jalan Sulawesi gang 3 RT 03 RW 03, Kelurahan Bendan, Pekalongan Barat, Kota Pekalongan, Pembunuh Istanti, guru SDN Kraton Kota Pekalongan yang sedang hamil 8 bulan, ditangkap di Terminal Lebak Bulus, Jakarta, oleh tim Buser Satreskrim Polres Pekalongan Kota pada Kamis (11/12) pagi.
Pelaku, Robin, tiba di Mapolres Pekalongan Kota dengan kawalan ketat anggota Buser. Kaki kanan Robin ditembak petugas, lantaran saat akan ditangkap sempat melakukan perlawanan dan hendak melarikan diri dan digelandang ke Mapolres Pekalongan Kota pada Jumat (12/12) sekitar pukul 02.00 WIB. Robin mengaku, dirinya sebelumnya tak berniat membunuh korban, melainkan ingin mengambil harta milik korban seperti perhiasan, ponsel, laptop, dan sepeda motor. Keinginan itu muncul setelah Robin melihat korban sendirian di dalam kamar kos, yang bersebelahan dengan kamar yang ia tempati.
“Dia (korban, red) saat itu pulang dari mengajar. Lalu masuk kamar. Saya lewat depan kamarnya, dia sedang duduk di lantai kamar sambil menelpon menggunakan HP. Nggak tahu telponan sama sia. Saat itu situasi sepi. Lalu saya masuk ke kamarnya, mau mengambil harta dia karena saya butuh uang,” kata pemuda yang pernah bekerja sebagai kernet truk gas elpiji ini. Melihat kedatangannya, kata Robin, korban langsung berdiri. Robin lalu langsung mencekik leher korban, membekap korban pakai bantal, dan menindih perut korban. Korban sempat berteriak beberapa kali, kemudian tak bergerak. Sampai akhirnya, korban meninggal dunia.
Setelah korban meninggal, Robin ke luar sambil membawa cincin, dompet, laptop, dan kunci sepeda motor korban. Lalu, Robin mengunci pintu kamar kos korban dari luar. Kemudian kabur menggunakan sepeda motor milik korban. “Motor, laptop, HP, dompet, uang 40 ribu, dan cincinnya saya ambil. Pintu saya kunci dari luar, kuncinya jadi satu dengan kunci motor,” terangnya. Di hadapan penyidik, pelaku menyesali perbuatannya. Dia mengaku sebelumnya tidak tahu kalau korban sedang hamil. “Pertamanya saya nggak tahu kalau dia hamil. Tahunya setelah dia meninggal,” kata pemuda jebolan kelas V SD ini.
Pemuda bertato di lengan kiri ini menuturkan, sekitar setengah jam setelah membunuh korbannya, dia sempat membalas SMS suami korban. Sebab, sebelumnya suami korban mengirim SMS menanyakan keadaan korban. “Di HP itu ada SMS, bunyinya, ‘bunda kenapa teriak?’. Lalu saya jawab, gak apa-apa, tadi ada tikus,” ujarnya. Robin mengaku, dirinya berada di tempat kos di Jalan Teuku Umar, Pasirsari, Pekalongan Barat, itu adalah untuk melarikan diri dari kejaran pihak leasing. Sebelumnya, dia kredit sebuah sepeda motor, dan nunggak setoran sekitar dua bulan. Ditambah lagi, dirinya ada masalah keluarga, dan baru putus dengan sang pacar.
Robin menumpang di kamar kos temannya, berinisial D, yang beberapa hari sebelumnya sudah mengontrak kamar kos tersebut. “Saya cuma numpang di situ, sejak tiga hari sebelum kejadian itu,” tuturnya. Setelah membunuh korban, Robin kabur ke beberapa tempat, dan menjual barang-barang hasil kejahatannya. Pertama-tama, tempat yang ia tuju adalah Kebonsuwung di daerah Karanganyar, Kabupaten Pekalongan. Di Kebonsuwung ini, Robin mengaku habis Rp 250 ribu, Karena duit saya kurang, lalu dia tinggalkan HP korban di situ untuk membayar.
Robin membeberkan, total hasil penjualan dari barang-barang yang ia rampok dari korban mencapai Rp 2.870.000. Yakni, dari penjualan sepeda motor, laptop, dan perhiasan korban. Setelah berhasil menjual barang-barang tersebut, Robin lalu kabur ke Ciputat, Tangerang, menggunakan bus umum. Di Ciputat, ia tinggal di tempat seorang rekan. Hingga kemudian, ditangkap anggota Buser Satreskrim Polres Pekalongan Kota pada Kamis (11/12) pagi pukul 07.00 di terminal Lebakbulus, yang berjarak sekitar satu kilometer dari tempat persembunyian Robin. (RadarPekalonganOnline)
#Lihat pula : Profil Biodata Istanti Guru SD Cantik Pekalongan