Ada petugas pemadam cantik dari Kabupaten Purwakarta. Sejumlah wanita muda dengan seragam lapangan berwarna biru tampil modis saat acara pembinaan teknis pemadam tingkat II tahun 2014 di Markas Damkar Kabupaten Bandung. Yulia (18) mengaku baru satu bulan bergabung dengan Bidang Pemadam Kebakaran Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Purwakarta. Wanita yang baru lulus SMA ini terlihat anggun walau mengenakan pakaian lapangan. "Saya mau gabung soalnya pemadam itu suka bantu orang-orang. Saya juga tertarik sama petugas pemadam karena berani memadamkan api," kata Yulia, Jumat (21/11/2014). Keberadaan wanita cantik pada bidang ini merupakan yang pertama di Jawa Barat. Selain Yulia, masih ada sembilan orang lain yang telah bergabung dengan damkar Purwakarta. (Tribun)
Petugas Damkar (Pemadam Kebakaran) selalu diidentikkan dengan pria. Ini karena tugasnya yang memerlukan fisik pria, untuk mejinakkan api ketika terjadi kebakaran. Tapi tahukah anda, kalau petugas Damkar juga banyak yang cantik-cantik. Tengok para petugas Damkar Kabupaten Purwakarta, yang memiliki perawakan ayu ini. Umur mereka juga masih kisaran 20 tahun. Para petugas Damkar cantik ini, ternyata tidak hanya duduk manis di kantor. Mereka juga terjun ke lokasi saat terjadi kebakaran di Purwakarta.
Memang sejak Februari tahun ini, petugas Pemadam Kebakaran Kabupaten Purwakarta, tak hanya memiliki personel laki-laki saja. Kini terdapat juga 10 personel Damkar wanita yang rata-rata masih berusia 20 tahun serta berparas cantik.
Para wanita cantik yang diberi julukan "Damkar Istri" oleh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, dikomandani oleh seorang Komandan Regu (Danru) bernama Siti Mariam. Di bawah asuhan dan arahan Siti Mariam inilah, para personel Damkar Istri ini digembleng berbagai keterampilan dan teknik memadamkan si jago merah yang sedang mengamuk. "Kami menjalani pendidikan dan pelatihan keterampilan seperti rekan-rekan damkar pria. Sehingga, kami siap diterjunkan ke lapangan kapan pun juga," kata Siti Mariam, di sela pembinaan teknis pemadam kebakaran tingkat II di Markas Damkar Kabupaten Bandung, Soreang, Jumat (21/11/2014). Keberadaan para Damkar Istri dalam setiap peristiwa kebakaran, kata Siti, memiliki fungsi strategis. Yakni menenangkan dan memberikan bantuan kepada masyarakat yang tengah berduka. Selain itu, mereka juga bertugas mendokumentasikan peristiwa kebakaran di setiap sudut Kabupaten Purwakarta. "Tugas kami di lapangan menenangkan, menolong korban kebakaran dan dokumentasi. Namun, kalau keadaan darurat dan kekurangan personel, kami pun siap fighting memadamkan api. Alhamdulillah tidak takut, karena kami telah dibekali berbagai keterampilan," ujarnya.
Setiap hari, mereka bertugas di markas Pemadam Kebakaran yang berada di bawah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Purwakarta. Tugas yang harus mereka jalani pun tak berbeda dengan petugas pria. Mereka harus piket bergiliran dengan yang lainnya. "Kami setiap hari piket giliran seperti petugas damkar laki-laki. Mungkin orang lain melihatnya tugas kami ini cukup berat, tapi kami sangat menikmatinya. Karena ini tugas mulia menyelamatkan nyawa dan harta benda masyarakat," katanya. Tugas berat yang mereka jalani ini pun tidak pernah lepas dari suka dan duka. Sukanya, kata dia, ketika berhasil memadamkan api serta dalam peristiwa tersebut tidak sampai menyebabkan korban jiwa. Tapi dukanya, saat mendengar cemoohan masyarakat saat petugas pemadam kebakaran telat tiba di lokasi kebakaran. "Kami juga suka sedih kalau informasi dan lokasi kebakaran yang diberikan warga tidak tepat waktu dan lokasinya tidak jelas," katanya.
Terlepas dari suka duka yang harus dijalani sehari-hari, Siti mengaku, tugas yang diembannya saat ini bisa dibilang lebih menantang dan menggairahkan ketimbang duduk di belakang meja sebagai staf biasa. "Sebelumnya saya staf di DKP, lalu pada Februari lalu dipindahkan ke Damkar. Ternyata kami sangat menikmati, tugas lapangan seperti ini sangat menggairahkan," ujarnya.
Sebenarnya, para personel Damkar Istri yang kini diberi julukan baru oleh Dirjen Pemerintahan Umum Kemendagri, Agung Mulyana, Srikandi Jaya Dibuana ini, resmi memiliki personel 10 orang sejak sebulan lalu. "Sebenarnya kalau saya dari Februari tahun ini dan satu-satunya yang telah berstatus PNS. Nah kalau personel lainnya masih baru dan berstatus TKK. Tapi meskipun kami baru terbentuk bulan lalu, kami tetap bangga, karena kami satu-satunya pasukan Damkar perempuan di Indonesia," ujarnya.
Ersa Julisantika (23), salah seorang personel Damkar Istri, mengaku bangga bisa bergabung. Meski pekerjaan mereka itu berisiko tinggi, dia tetap senang karena bisa menolong masyarakat. "Meski berisiko, kami bangga dan bahagia jika bisa menolong sesama. Tapi dukanya ya itu kalau dapat cemoohan dari masyarakat kalau kami datang telat. Tapi yang pasti, kapan pun kami siap kapan pun ditugaskan. Seperti motto kami pantang pulang sebelum api padam," ujarnya. [inilah]