Helena Joice (8) dan Sherin Elfareta Nindya (8), ditemukan tewas setelah tenggelam di kubangan bekas galian penambangan pasir di alur Sungai Pabelan, Dusun Blangkunan, Desa Pabelan, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Selasa (9/12/2014) sore.
Helena merupakan warga Dusun Blangkunan Selatan, Desa Pabelan, dan Sherin warga Dusun Tegal Slerem, Desa Sedayu, Kecamatan Muntilan. Keduanya adalah siswi kelas III SD Bentara Wacana, Kecamatan Muntilan. Sebelum peristiwa nahas itu terjadi, keduanya tampak sedang bermain-main air di kubangan sedalam 2,5 meter itu. Namun, tidak berapa lama mereka tenggelam karena diduga tidak bisa berenang.
Paryanti (40), saksi mata di lokasi kejadian sedang mencari pasir, melihat mereka bermain-main air. Lalu tiba-tiba saya mendengar teriakan anak saya yang minta tolong. Sontak saat itu juga Paryanti berlari menuju lokasi kejadian. Paryanti melihat anaknya juga nyaris tenggelam bersama Helena dan Joice. Beruntung ia bisa menyelamatkan anaknya. Lalu anaknya berkata kalau Mbak Helen ora mumbul-mumbul (mbak Helen tidak muncul-muncul). Paryanti kaget langsung mencoba menyelamatkan tetapi sudah tidak bisa.
Dia kemudian memberitahu sejumlah warga sekitar atas kejadian tersebut. Tidak lama kemudian, sejumlah warga berupaya menolong korban tetapi terlambat, dua bocah itu sudah tidak bernyawa. Warga lantas mengangkat jasad dua bocah tersebut dari dasar kubangan bekas penambangan alat berat itu. Mendengar kabar kejadian itu, sejumlah keluarga dua bocah itu berdatangan ke lokasi kejadian. Mereka tampak menangis histeris. Hingga Selasa sore, lokasi kejadian masih dipadati warga.
"I Love You, Aku Mau Pergi ke Surga." Kalimat itulah yang kerap dilontarkan Helena Joice kepada neneknya, Hartini, teman-teman di sekolahnya di Sekolah Dasar (SD) Bentara Wacana Muntilan, tetangganya, dan teman-teman di rumahnya, di Dusun Blangkunan Selatan, Desa Pabelan, Kecamatan Mungkid. Kalimat tersebut selalu diucapkan Helena sebelum bocah ini tewas tenggelam di kubangan bekas galian pasir di Sungai Pabelan.
Namun, ibunda Helena, Diana Wulandari (38) tidak mendengar kata-kata itu terlontar langsung dari mulut putrinya. Dia hanya mendapat cerita dari ibunya, dan tetangga-tetangganya. Mungkin itu firasat atau apa, entah lah. Namun, kata-kata itu diucapkan beberapa hari terakhir ini. Diana mengaku Helena tidak pamit pada dirinya jika hendak bermain air di kubangan bekas penambangan. Saat itu, dia sedang memasak untuk Helena dan neneknya, Hartini.
Tidak seperti biasanya, jika Helena hendak pergi pastilah dia pamit kepada ibunya. Karena, hari ini sebetulnya ada les pukul 13.00. Saat ibunya mau memasak, Helena masih berada di depan rumah. Namun, perasaan gamang menyelimuti hati Diana saat ibunya, Hartini berteriak jika Helena sudah berada di pinggir kubangan bersama Sherlin. Diana pun panik, namun, putrinya itu sudah tak terselamatkan.
Diana sedih kehilangan putri kedua saya untuk selama-lamanya. Ini salah satu dampak dari penambangan liar yang menelan korban jiwa. Kubangan itu seharusnya ditutup biar tidak berbahaya dan ada korban selanjutnya. Salah satu tetangga korban, Wardani mengaku sempat menasehati Helena dan Sherlin agar tidak bermain di pohon talok. Namun, tiba-tiba saja dua anak itu justru berlari dan menuju ke kubangan di sungai Pabelan. Helena juga sempat bilang 'I Love You, Aku Mau Pergi ke Surga.'