Profil Biodata Andrea Salma Korban Penjambretan

Andrea Salma Meninggal Korban Penjambretan di Tugu PancoranAndrea Salma (39) adalah seorang single parent dan juga tulang punggung keluarga. Andrea adalah anak pertama dari tujuh bersaudara. Dia berasal dari Bandung, Jawa Barat, dan bekerja di Jakarta sebagai freelance untuk perusahaan kontraktor dan supplier alat pemadam kebakaran. Dia tulang punggung bagi keluarganya di Bandung.

Andrea juga seorang single parent. Dia punya satu anak perempuan yang kini berkuliah di sebuah universitas di Bandung. Selama ini, Andrea menghidupi anaknya tersebut serta keluarganya di Bandung. Andrea dikenal sebagai sosok yang ceria, pekerja keras dan selalu senang membantu orang lain. Dia orangnya ceria, penuh semangat. Sakit juga nggak pernah ngeluh. Dia senangnya cerita sama orang terdekat saja. Para sahabat sangat kehilangan dan terpukul begitu tahu peristiwa nahas yang menimpa rekannya tersebut.

Andrea Salma (39) menambah daftar panjang korban aksi kejahatan jalanan di Jakarta. Dia tewas setelah sempat koma beberapa hari akibat terjatuh ketika dijambret. Teman dekat Andrea sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk memantau kasus ini dan proses penyelidikan juga terus berjalan. Dia menceritakan detail peristiwa tersebut dan berharap, pelaku penjambretan itu bisa segera tertangkap. Berikut kisahnya dan kronologi kejadiannya:

Pukul 24.00 WIB 5 Desember 2014 - Iksan dan Andrea mengendarai motor Yamaha Mio. Posisi mereka berada di sebelah kiri jalan dengan kecepatan sedang. Tiba-tiba di dekat gedung Bidakara, Jl Gatot Subroto, Pancoran, Jakarta, ada motor Kawasaki Ninja 250 hitam yang dikendarai dua orang pria berjaket hitam dan memakai helm hitam menghampiri.

Orang yang dibonceng di motor Ninja tersebut berusaha mengambil tas Andrea. Terjadi aksi tarik menarik. Akhirnya Andrea tumbang dengan posisi tulang belakang dulu menimpa aspal, lalu kepalanya terbentur. Si jambret lari ke arah Manggarai. Iksan sempat berusaha mengejar jambret tersebut. Namun tidak berhasil. Kemudian, dia membawa Andrea menggunakan taksi menuju RS Tebet. Motor Mio ditinggal di lokasi.

Setibanya di RS Tebet, pihak rumah sakit tak bisa melakukan tindakan maksimal. Sebab kondisi Andrea sudah cukup parah. Darah keluar dari kepalanya. Akhirnya pihak RS Tebet merujuk Andrea ke RS Pusat Otak Nasional (PON), Cawang. Namun saat itu, Andrea tidak dibawa menggunakan ambulans, malah menaiki taksi.

Pukul 04.00 WIB 6 Desember - Andrea tiba di rumah sakit PON. Di sana, dokter memeriksa lalu dipastikan tingkat kesadarannya sudah menurun. Pendarahan di otaknya sudah menyebar ke mana-mana. Tulang tengkoraknya pun sudah mengalami kerusakan. Sejak itu, Andrea koma dan bertahan lewat alat bantu. Tidak ada tindakan operasi karena kondisinya terus menurun.

Pukul 21.00 WIB 10 Desember - Andrea dinyatakan meninggal dunia. Jenazahnya lalu dibawa ke Bandung untuk dimakamkan Kamis 11 Desember siang ini. Polisi mengatakan, pelaku masih terus diburu.

Andrea Salma (39) tewas terjatuh di aspal setelah rebutan tas dengan penjambret di depan Bidakara, Pancoran, Jaksel. Peristiwa penjambretan yang terjadi pada 5 Desember malam itu masih diselidiki polisi. "Pelaku memakai Kawasaki Ninja 250, pelaku memakai helm," kata Kapolsek Tebet Kompol I Ketut Sudarma, Kamis (11/12/2014).

Polisi kesulitan mengindentifikasi pelaku karena malam dan tidak ada CCTV. Saksi rekan Andrea juga tak mengenali pelat nomor pelaku. "Pelaku dua orang, Ninja warna hitam," tutur Sudarma. Setelah gagal mendapatkan tas korban, pelaku langsung tancap gas melarikan diri.