Carl Djerassi lahir 29 October 1923 – 30 January 2015) adalah Kimiawan Bulgarian, Austrian and American, novelist, dan playwright terbaik. Dia adalah penemu Pil KB dan mempublish lebih dari 1,000 papers. Dia berpartisipasi dalam penemuannya tahun 1951 bersama Mexican Luis E. Miramontes and Mexican-Hungarian George Rosenkranz. Gregory Goodwin Pincus dan Min Chueh Chang dan John Rock. Djerassi penulis beberapa novel dalam "science-in-fiction" genre, termasuk Cantor's Dilemma, dimana dia explores the ethics dari modern scientific research protagonist, Dr. Cantor. Dia menulis Chemistry in Theatre: Insufficiency, Phallacy dan special focus pada chemistry.
Carl Djerassi - Kimiawan
Lahir: 29 Oktober 1923, Wina, Austria
Meninggal: 30 Januari 2015, San Francisco, California, Amerika
Anak: Dale Djerassi, Pamela Djerassi
Pendidikan: Tarkio College, Kenyon College, Universitas Wisconsin–Madison
Penghargaan: National Medal of Technology and Innovation, lainnya
Ilmuwan yang berhasil menemukan pil KB meninggal dunia di usia 91 tahun. Carld Djerassi meninggal karena sakit komplikasi kanker hati dan tulang yang dideritanya.
Dilansir melalui New York Times, Minggu 1 Februari 2015, profesor yang menemukan pil kontrasepsi 63 tahun lalu itu meninggal pada Jumat pekan lalu di kediamannya di San Fransisco. Ia dikenal sebagai bapak Pil Hormon.
Djerassi sejatinya merupakan imigran Austria keturunan Yahudi. Ia tiba di Amerika saat perang dunia ke-2 berkecamuk di Eropa. Saat berusia 16 tahun, bersama dengan ibunya, Djerassi tiba di Amerika dengan hanya bermodalkan US$20. Sayangnya, uang tersebut habis di tangan supir taksi. Dia pun menulis surat ke Eleanor Roosevelt untuk meminta bantuan.
Istri mantan presiden Amerika itu pun memberinya beasiswa untuk bersekolah. Bantuan kecil itulah yang membuat perbedaan besar dalam hidupnya.
Dr. Djerassi telah menulis banyak buku, esai bahkan 1.200 artikel sains. Ia mengajar di universitas selama hampir lima dekade. Yang patut diacungi jempol, Djerassi mendapatkan paten pertamanya untuk temuan antihistamine. Bahkan temuan sainsnya di bidang pengendalian kandungan telah membantu banyak wanita di dunia, meski sempat mengalami kontroversi.
Akhir 2014 lalu, Independent.co.uk pernah memuat pernyataannya yang cukup menghebohkan. Pencipta pil kontrasepsi itu memprediksi dalam beberapa dekade ke depan, hasil ciptaannya itu tidak lagi akan berlaku. Tahun 2050, akan makin banyak orang yang minta reproduksinya disterilkan.
Pada tahun itu diperkirakan kegiatan hanya akan menjadi bagian dari sebuah rekreasi karena orang tidak perlu takut hamil atau memiliki anak saat usai bercinta. Banyak orang lebih suka metode In Vitro Fertilization (IVF), yang memungkinkan pria atau wanita membekukan telur dan sperma mereka di usia dini.
"Dalam beberapa dekade ke depan, katakanlah pada 2050 nanti, banyak wanita subur lebih memilih fertilisasi melalui IVF ketimbang 5 juta wanita lain yang kesuburannya terganggu. Bagi mereka, pemisahan antara hubungan dan reproduksi akan meningkat 100 persen," kata Profesor Carl Djerassi.
Artinya, kata Djerassi, untuk bisa hamil, manusia tidak lagi harus melakukan hubungan. Ilmuwan keturunan Austria-Amerika ini mengatakan jika pembekuan telur akan dilakukan oleh anak-anak muda di beberapa dekade mendatang. Mereka akan menyimpan telur dan sperma sebelum akhirnya benar-benar disterilisasi.
Djerassi menemukan fakta bahwa level tinggi dari estrogen dan progesterin bisa diakali untuk ovulasi. Bersama dua koleganya, Dr. George Rosenkranz dan Luis E Miramontes, mereka membuat sintesa pil yang murah dan efektif pda 15 Oktober 1951.