Neneng Rukmini (50) jemaah haji asal Kota Cimahi dikabarkan menjadi korban tragedi Mina di Arab Saudi, Kamis (24/9/2015) lalu. Belum ada kepastian informasi yang didapat, namun keluarga berusaha ikhlas jika nyawa Neneng tak tertolong. Hal itu diungkapkan anak Neneng, Randi Kurnia (29), di kediamannya di RT 01/03 Jln. KH. Usman Dhomiri Kel. Padasuka Kec. Cimahi Tengah Kota Cimahi, Sabtu (26/9/2015).
Neneng berangkat bersama suaminya Saripudin (59) pada 13 September 2015 melalui Kloter JKS 61 embarkasi Bekasi-Jakarta. Meski tinggal di Cimahi, mereka berangkat dengan rombongan Kab. Bandung tergabung dalam KBIH Persis. Menurut Randi, ayahnya menghubungi untuk mengabarkan kondisinya selamat namun mengalami cedera di kaki dan sedang pemulihan di rumah sakit. Saripudin memberitahu perihal Neneng yang membuat anak-anaknya syok dan menangis. Dirinya pun merasa cemas akan kondisi ayahnya yang mengalami cedera.
Sedangkan, informasi tewasnya Neneng lewat pesan singkat juga belum bisa diakui validitasnya. Meski demikian, Randi mengaku dirinya ikhlas jika ternyata ibunya menjadi korbn tewas di tragedi Mina. Terakhir kali kedua orangtua melakukan hubungan komunikasi saat sedang menjalankan prosesi wukuf di Arafah. Keluarga berharap pihak berwenang bisa segera memberi kepastian akan kondisi dan keberadaan Neneng. - PR
Sementara itu Inne Badriani Erawati, seorang nenek berusia 74 tahun asal Cimahi, Jawa Barat, mengaku beruntung bisa melewati kepadatan jemaah yang melempar jumrah di mina. Ia melihat sejumlah orang jatuh kecapaian dan pingsan karena berdesakan. Bersama rombongannya, Erawati berangkat melempar jumrah sejak subuh. Suasananya belum padat oleh orang. Musibah terinjak-injaknya jemaah haji di Mina dilaporkan terjadi sekitar pukul 07.30 waktu Arab Saudi. Saat itu ada rombongan yang tiba-tiba berhenti di jalan. Mereka didesak rombongan lain dari belakang.
Akibat berdesakan, lautan jemaah haji terjatuh dan terinjak-injak. Lebih dari 700 orang dilaporkan tewas, termasuk tiga orang jemah haji asal Indonesia. Sebelumnya, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia di Arab Saudi sudah mengeluarkan larangan kepada jemah asal Indonesia untuk tidak melontar jumrah aqabah pada pukul 08.00 hingga 10.00 waktu setempat pada 10 Dzulhijjah waktu Arab Saudi atau Kamis (24/9/2015) waktu Indonesia. Sudah diperkirakan, di rentang waktu tersebut adalah saat paling padat oleh jemaah haji dari berbagai negara melempar jumrah. Erawati belum tahu yang akan dilakukan selanjutnya karena belum mendapat instruksi atau pemberitahuan apapun dari pimpinan rombongan. - Kompas