Tunggal Pawestri yang lahir 26 Januari 1976 adalah seorang Feminist dan Aktivis Liberal wanita dan penulis tentang Hak Asasi Manusia. Tunggal Pawestri pernah tercatat sebagai calon anggota legislatif (caleg) PDIP untuk DPRD Yogyakarta. Meski usianya masih terbilang muda, tapi di sisi lain Tunggal Pawestri justru tergolong telat terjun ke politik praktis. Betapa tidak, pada tahun 2004 ia ditahbiskan sebagai salah satu Caleg Perempuan Potensial oleh CETRO (Center for Electoral Reform, Pusat Reformasi Pemilu). Namun baru untuk Pemilu 2014 atau 10 tahun kemudian — Tunggal Pawestri benar-benar menjadi caleg. Itu pun bukan untuk Pileg nasional, melainkan Pileg Provinsi yaitu untuk DIY, dari dapil Kulonprogo.
Bisa dimengerti, kendati didorong dan ditarik banyak pihak, ia waktu itu masih merasa perlu mengasah diri, agar siap luar dalam ketika benar-benar terjun. Khususnya kesiapan berurusan dengan kenyataan, bahwa medan perjuangan di legislatif nanti adalah lingkungan yang dikenal kotor dan korup. “Saya harus bisa turut mengubah lingkungan politik seperti itu, dan bukannya justru ikut larut di dalamnya,” kata Tunggal Pawstri. Karenanya, ketimbang terlalu awal terjun sebagai caleg, tahun 2004 itu ia justru memiih bekerja di divisi perempuan dan elektoral Cetro. Di sana ia memperjuangkan peningkatan keterwakilan perempuan dalam politik.
Dunia politik dan perjuangan bukan hal baru bagi Tunggal Pawestri. Sejak mahasiswa –baik di jurusan Prancis IKIP, maupun jurusan Inggris UKl, ia bergiat dalam berbagai kegiatan perjuangan demokrasi dan kemanusiaan. Di awal jatuhnya Soeharto, ia sempat pula jadi pengurus wilayah Partai Rakyat Demokratik (PRD), dan aktif dalam berbagai kerja pengorganisiran ke basis buruh dan kaum miskin. Pada 2002 ia turut mendirikan Yayasan SEKAR, lembaga yang diarahkan pada perjuangan pemberdayaan perempuan buruh dan mahasiswa di DI Yogyakarta. Sempat pula Tunggal Pawestri magang di Institute for Popular Governance di Manila Filipina, untuk memperdalam pengetahuannya mengenai isu perempuan, anggaran, dan tata kelola pemerintahan yang baik.
Kalau akhirnya untuk Pemilihan Legislatif, Tunggal Pawestri akhirnya benar-benar tampil sebagai calon, itu karena ia sudah merasa siap. Baik dalam menghadapi situasi politik kepartaian dan parlemen, maupun memperjuangankan kepentingan rakyat Kulonprogo yang merupakan dapilnya. Melalui akun Twitternya Aktivis wanita pemberani ini pernah mengkritik dan meminta Menkominfo Rudiantara mundur dari jabatan menteri. Kabar terbaru Tunggal Pawestri pun mengkritik dan mengecam Mendagri Tjahjo Kumolo karena kesal dengan tindakan sebarkan E-KTP dari Veronica Koman Liau seorang ahoker yang berorasi dan telah membuat marah Pak menteri.
#Lihat pula : Veronica Koman Liau - Ahoker yang Hina Jokowi