Pratu Ibnu Hidayat merupakan salah satu prajurit TNI Angkatan Darat yang meninggal karena kecelakaan saat latihan tempur Pasukan Pemukul Reaksi Cepat di Natuna, Kepulauan Riau, dimakamkan, di Desa Kebonbatur, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, Jateng, Kamis. Kedatangan mobil ambulans yang mengangkut jasad Pratu Ibnu Hidayat, dari Kepulauan Riau, pukul 09.17 WIB, disambut isak tangis keluarga yang sejak pagi menantikan kedatangan jenazah di rumah keluarga almarhum. Sekitar pukul 09.50 WIB, almarhum dimakamkan di pemakaman desa setempat yang berjarak 200 meter dari rumah duka. Pratu Ibnu Hidayat meninggalkan seorang istri serta satu anak berusia 1,5 tahun.
Mastur, kakak almarhum ditemui usai pemakaman secara militer di Demak, Kamis, mengakui, tidak ada firasat apa pun atas meninggalnya adiknya saat bertugas. "Keluarga mendapatkan kabar meninggalnya adiknya itu pada Rabu (17/5) pukul 14.00 WIB dari Batalyon Arhanud 1 Kostrad," ujarnya. Selain itu, kata dia, keluarga juga mendapatkan informasi serupa dari Kodim/0716 Demak. Usai mendapatkan informasi tersebut, katanya, keluarga sangat bersedih. Apalagi, lanjut dia, almarhum baru saja bertugas di Natuna sejak dua pekan, setelah bertugas di Jakarta sejak tahun 2010. "Ketika hendak berangkat latihan di Natuna, almarhum juga sempat meminta doa kepada orang tua serta keluarga," ujarnya. Meskipun demikian, lanjut dia, keluarga ikhlas dengan kepergiannya.
Pemakaman yang digelar secara militer di pemakaman umum di Dukuh Dongko, Desa Kebonbatur, dipimpin oleh Komandan Batalyon Arhanudse 15 Letkol Arh Novianto Firmansyah. Letkol Arh Novianto Firmansyah mengaku, merasa kehilangan dengan salah satu prajurit terbaik saat latihan. "Semoga amal ibadah almarhum diterima Tuhan Yang Maha Esa," ujarnya berdoa. Ucapan bela sungkawa lewat karangan bunga datang dari berbagai pihak, terutama dari jajaran TNI AD. Berdasarkan pemberitaan, almarhum mengalami kecelakaan pada Rabu (17/5) sekitar pukul 11.00 WIB. Saat itu, almarhum bersama prajurit lainnya menjalani latihan menembak senjata artileri pertahanan udara di Tanjung Datuk, Natuna, Kepulauan Riau, namun terjadi insiden sehingga empat prajurit di antaranya meninggal dunia dan selebihnya mengalami luka-luka.