Tsamara Amany Alatas perempuan kelahiran 24 Juni 1996 yang biasa disapa Sammy adalah Mahasiswi semester VI Jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Paramadina yang bercita-cita menjadi Gubernur DKI Jakarta. Tsamara yang merupakan Ketua DPP PSI bidang Eksternal meluncurkan sebuah buku yang berjudul Curhatan Perempuan. Namanya mencuat kembali setelah Dia berani mengungkapkan perasaan dan pendapatnya secara argumentatif dan lugas mengkritik sikap dan pendapat Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah. Tak cuma lewat blog, Twitter, dan kolom di media online, Tsamara juga membuat lima video singkat. Dia membuat videonya dibantu teman-teman di PSI (Partai Solidaritas Indonesia).
Menurut Sammy, yang juga Ketua DPP PSI Bidang Eksternal, pemberantasan korupsi merupakan salah satu amanat reformasi yang tertuang dalam Tap MPR XI/98 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN. Hal ini kemudian diturunkan menjadi UU No 20/2001 yang menyatakan bahwa korupsi adalah kejahatan luar biasa (extraordinary crime). Ini karena korupsi telah terjadi secara sistematis dan merasuki sendi-sendi kehidupan berbangsa. Itulah mengapa KPK dibentuk karena dirasa perlu ada lembaga khusus yang menangani kejahatan luar biasa ini.
Sammy merujuk sejumlah pernyataan Fahri di media massa seperti langkah KPK menangani penyidikan korupsi E-KTP. Ia juga menepis kicauan Fahri pada 20 Juni lalu yang mempertanyakan kinerja KPK mengingat jumlah operasi tangkap tangan makin banyak. Sammy menilai banyaknya penangkapan KPK justru membuktikan bahwa KPK menjalankan fungsi penegakan hukumnya. Sebelum terlibat twitwar soal KPK, ia mengaku pernah berdebat soal isu komunisme dengan politisi dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera itu. Ketika itu ia mempertanyakan di mana gejala komunisme yang dimaksud Fahri. Fahri Hamzah menanggapi dingin serangan-serangan Tsamara, termasuk tantangan debat yang baru-baru ini digaungkan di Twitter.