Arini Subianto adalah Wanita Terkaya Indonesia. Selain masuk ke dalam daftar 50 besar orang terkaya di Indonesia, Arini pertama kali menjadi wanita paling kaya di Indonesia. Arini meneruskan perusahaan ayahnya, Benny Subianto, Persada Capital Investama dan mengendalikan sejumlah investasi di berbagai sektor. Arini Subianto menjadi Wanita Muda Terkaya RI Berharta Rp 11 Triliun.
Forbes merilis daftar orang terkaya di Indonesia. Di antara deretan nama yang disebut, ada Arini Sarraswati Subianto, yang masuk menjadi wanita muda terkaya di Indonesia. Melansir laman Forbes, Rabu (6/1/2017), Arini masuk pada posisi ke-37. Tercatat harta yang dimilikinya mencapai US$ 820 juta atau setara Rp 11,1 triliun. Ternyata, usai sang ayahnya yang juga konglomerat Indonesia Benny Subianto meninggal pada Januari 2017, sebagai anak perempuan tertua, Arini mengambil alih kendali perusahaan bernilai multi juta dolar milik keluarga.
Arini yang kini berumur 47 tahun menjabat sebagai direktur utama pada Persada Capital Investama. Perusahaan induk dari berbagai anak usaha yang bergerak di berbagai sektor. Mulai dari produk pengolahan kayu, minyak sawit, sampai pengolahan karet dan batubara. Portofolio kepemilikan Persada Capital mencakup 5 persen saham di Astra International. Di perusahaan ini, sang ayah, Benny, memulai kariernya sebagai salesman. Kepemilikan saham Persada lainnya, sekitar 12 persen pada perusahaan batubara raksasa, Adaro Energy.
Terpilihnya wanita lulusan Parsons School of Design dan MBA di Fordham University untuk memegang kendali bisnis keluarga memang sudah menjadi impian Benny sejak lama. Satu waktu, Benny pernah mengatakan kepada Forbes bahwa dia menginginkan setidaknya satu dari tiga putrinya untuk mengambil alih bisnisnya. Maka, saat Benny meninggal di usia 75 tahun, Arini muncul ke permukaan.
Tak sendiri, sang adik perempuan bungsunya, Ardiani (40), yang sebelumnya hanya sebagai ibu rumah tangga, turut membantu Arini di Persada. Sementara saudara perempuan lainnya, Armeilia (44), memutuskan tetap menjalankan bisnis desain grafisnya sendiri. Sebelum di Persada, Arini membuka toko hadiah dan furnitur di Jakarta. Dua tahun kemudian, dia menggabungkan toko kecilnya dengan toko buku Aksara. Bisnis ini dijalankan bersama teman sekolah menengah saat di Amerika, Winfred Hutabarat.