
Hidayat lebih dulu muncul sebagai sosok yang disebut dalam pengaturan skor di Liga 2 2018. Dia bahkan sudah dihukum oleh Komisi Disiplin (Komdis) PSSI dengan larangan tiga tahun berkecimpung di dunia sepakbola dan dua tahun tak boleh menonton pertandingan di stadion secara langsung. Juga, denda Rp 150 juta. Selain menjabat sebagai exco PSSI, sebelumnya Hidayat, sesuai pengakuannya, merupakan pemilik klub Madura FC dan seorang dosen. Dia juga menjabat sebagai wakil ketua di bidang kompetisi (dengan ketua Yunus Nusi dan anggota Endri Irawan, Arif Bulqini, Hendrik), ketua komisi pengembangan sepakbola usia muda (dengan wakil ketua Refrizal dan anggota Nasril, Dahlan, Fityan Hamdi), dan wakil ketua bidang sepakbola PSSI (ketua Johar dan anggota Putra Wirasana, Fahmi Hakim, dan Sukri).
Keterlibatan Hidayat dalam pengaturan skor diungkap oleh manajer Madura FC, Januar Herwanto. Sebelum hukuman kepadanya diumumkan PSSI, Januar menggelar konferensi pers mundur dari exco PSSI pada 3 Desember. Lasmi menyebut sosok lain yang disebut bisa melancarakan upaya Persibara naik kasta ke Liga 2. Caranya, dengan berkontribusi terhadap Timnas. Kontribusi itu berupa pendanaan. Salah satu Timnas yang sedang membutuhkan dana adalah Timnas U-16 putri. Lasmi disodori proposal sebesar Rp 300 juta dengan imbalan timnya naik kasta dan menjadi manajer Timnas U-16. Selain exco, Papat menjabat sebagai ketua komite sepakbola wanita. Dia didampingi wakil Verry Mulyadi dan anggota Berty Tutarima, Mutia Datau, dan Erick Ayatanov. Selain itu, Papat menjabat sebagai wakil ketua komisi studi strategis, dan wakil ketua komite medis.