Ninih lahir di Indramayu pada 26 Mei 1996 dan sekarang tinggal di Jakarta. Ninih menjajakan getuk di jembatan penyeberangan halte TransJakarta yang melintasi ruas Jl HR Rasuna Said, Jakarta sejak sekitar enam bulan terakhir. Selepas subuh, bersama Lina kakaknya, wanita asal Indramayu itu sudah menggelar dagangan di sana. Biasanya dalam menjelang pukul 09.00 WIB, dagangan mereka sudah tandas oleh para pekerja kantor di kawasan Kuningan yang berburu sarapan cepat, sehat dan terjangkau.
Tidak berbeda dari pedagang asongan pada umumnya, Ninih pun berjualan di sembarang tempat untuk menjajakan getuk dagangannya. Namun bedanya adalah dia tidak mengabaikan terhadap penampilannya sehingga selalu nampak bersih, rapi dan bahkan terhitung sedap dipandang. Ninih nampak segar dengan kaos lengan panjang putih bergaris orange bergambar Snoopy dipadu celana blue jeans sebatas betis. Rambutnya yang panjang sebahu, diikat model ekor kuda. Berbedak tipis tapi bibirnya pucat.
Awal mula Ninih menjadi pedagang asongan, kurang lebih sama dengan yang lain. "Cuma lulus SD, nggak ada biaya lagi untuk sekolah. Saya pengen jadi dokter, tapi kan nggak mungkin," kata gadis berusia 18 tahun itu. Setelah sekian lama di desa dirasanya tidak ada perbaikan ekonomi, Ninih pun menyusul Lina bertarung di Jakarta. "Getuk ini Teh Lina yang bikin, saya bantu-bantu dikit. Kalau mau pesan banyak buat acara-acara, bisa kok," promosinya.
Sekilas pandang, Ninih mengingatkan kepada model iklan sebuah minuman mineral yang billboardnya berdiri di sekitar perempatan Jagakarsa-Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Penampilan Ninih mirip dengan mahasiswi berkaos putih yang digambarkan di sana. Bahkan andai saja tidak sedang duduk di lantai jembatan dengan dua keranjang biru berisi getuk dan pecel di hadapannya, Ninih tak ubahnya para mahasiswa yang kampusnya ada di ujung jembatan penyeberangan itu. Walau di wajahnya jelas membayang 'garis' yang diukir oleh beratnya perjalanan hidup. - MetroNews
Ninih, si penjual getuk cantik sedang ramai menjadi perbincangan publik. Paras cantiknya menyita perhatian orang-orang yang membeli dagangannya. Sontak, Ninih pun menjadi terkenal di media sosial. Ia langsung menjadi perhatian. Bahkan, wanita asal Indramayu ini laris manis diundang sejumlah acara talk show di televisi. Ninih mengaku senang dengan kegiatan barunya, yang membuatnya berpindah dari stasiun televisi ke televisi lainnya.
Diakui Ninih, ia merantau ke Jakarta karena ajakan dari bibinya. Ia ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Ninih juga mengaku hanya lulusan Sekolah Dasar. "Iya, saya dari kampung sampai sini malam, paginya langsung jualan getuk" kata Ninih saat ditemui di studio AD, kawasan TB. Simatupang, Jakarta Selatan, Selasa, 2 Desember 2014. Sudah enam bulan belakangan ini, wanita kelahiran 26 Mei 1996 ini berjualan getuk. Ia berjualan di sebuah jembatan penyeberangan di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
Setelah diliput media, kata Ninih, dagangannya menjadi lebih cepat terjual dari biasanya. Penghasilannya pun meningkat drastis. "Sekarang penghasilan sehari-hari jadi meningkat. Kalau biasanya Rp100 ribu sekarang bisa sampai Rp300 ribu" ucap Ninih. Bermodal paras cantiknya, banyak yang tertarik dan menawarkan Ninih menjadi artis. Saat disinggung soal ini, Ninih tampak malu-malu. Ia mengaku bingung harus menjawab apa. "Gimana ya," ujarnya senyum malu-malu.
Sebelumnya beberapa waktu yang lalu, seorang ibu muda asal Malang bernama Nanik Fransiska Dewi menjadi trending topic di sosmed karena kecantikannya yang tidak umum untuk ukuran seorang tukang tambal ban. Lihat selengkapnya : Profil dan Biodata Nanik Fransisca Dewi - Tukang Tambal Ban Cantik dan Seorang wanita penjual Kopi di Ponorogo. Lihat selengkapnya : Profil dan Biodata Penjual Kopi Cantik Ponorogo
#Lihat pula : Ninih Niget - Si Penjual Getuk jadi Artis Dangdut